Sabtu, 09 Januari 2016

Cara Tepat Mencari Alamat

Sebelumnya saya  ingin cerita latar belakang kenapa harus mempunyai cara dalam mencari alamat? Dari Perusaahaan tempat saya bekerja, saya dan teman kerja sering dapat tugas luar kota, Tugasnya adalah pengiriman barang dan instalasi.  Kantor kita berlokasi di Bandung. Pada saat ini saya akan menceritakan pengalaman pribadi dan pengalaman pertama perjalanan atau tugas dengan tujuan ke kabupaten ini yaitu Kabupaten Tulungagung. tapi sebetulnya kita sering tugas ke luar kota-kota lainnya, seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Cirebon, Tasikmalaya dan kota lainya di Jawa Barat, sedangkan tugas ke Jawa Tengah atau Jawa Timur bisa dihitung dengan jari, dan tugas kita ke luar kota ini selalu berbeda tujuan dari tujuan-tujuan atau alamat yang sebelumnya.

Pada perjalanan kali ini adalah dari Bandung ke Tulungagung, dan kebetulan yang menjadi supirnya adalah saya, sedangkan pengalaman untuk luar kota jalur selatan pulau Jawa yang terjauh dan yang sebelumnya pernah dikunjungi baru sampai Jogyakarta.
Dilihat di Google Maps Kabupaten Tulungagung berada di jalur selatan makanya kita ambil jalur selatan,
Perjalanan sampai Jogyakarta kita sudah hapal, Tinggal jalur Jogya ke Tulungagung, sebetulnya tidak perlu takut asal Mau Bertanya Nggak Sesat Dijalan, tapi ada rasa gengsi juga sih kebanyakan bertanya dan cape juga kebanyakan berhenti dan turun dari kendaraan,

Biasanya Strategi saya buka Google Map, dengan kata pencarian kali ini Jogyakarta - Tulungagung. terus saya catat nama kota-kota yang harus di lewati. tentunya yang terlewati oleh jalur Provinsi atau jalur protokol,  kalau di Google Map itu jalur yang berwarna kuning. meskipun google map di android  kita bisa di Route (diarahkan) atau pakai GPS tetap saya catat di kertas nama kota-kota tadi seperti Wonosari - Pracimantoro - Pacitan - Ponorogo - Trenggalek - Tulungagung,



Karena adakalanya dan sering melewati daerah yang sinyalnya kurang kuat dan itu mengakibatkan GPS atau Google Map tidak maksimal sedangkan kendaraan kita berjalan terus dan ketika ada sinyal kuat lagi GPS kita aktif lagi sudah tahunya daerah yang kita cari terlewat.

(dan kalau boleh saran buat sobat semua yang memanfaatkan GPS dan kalau belum pernah melewatinya jangan coba-coba ambil jalur yang putih atau bukan jalur kuning)

Singkat cerita akhirnya kita sampai di Kabupaten Tulungagung pada pada pagi yang sejuk, Dengan badan terasa pegal, cape, gerah dan ngantuk memutuskan kita mampir ke SPBU untuk istirahat sejenak dan sekaligus isi bahan bakar dan mencari sarapan,

Selesai sarapan kita berangkat lagi mencari alamat tujuan. Cara yang tepat menurut pengalaman kita yaitu :
Pertama kita tanya Kecamatan,
Kedua, setelah ketemu kecamatannya kita tanya Desa
Ketiga, setelah ketemu desanya kita tanya dusun/kampung sekaligus RW dan RT nya,
Keempat adalah pertanyaan terkahir yang nanya Nomor Rumah/Nama tujuan.

Lebih mudah lagi kalau alamatnya di pinggir jalan raya dan nomornya jelas. (seperti Contoh Jl. Panglima Sudirman No. sekian Tulungagung. samping BNI) Kita akan bertanya satu kali atau mungkin tidak sama sekali. dan yang kita tanyakan Jl. Panglima Sudirman atau Bank BNI selesai.

Kurang dari 30 menit alamat tujuan sudah ditemukan, dan dengan sedang hati dan rebahan di teras ruko kita menunggu karena orang yang dituju tidak ada di tempat, setelah 2 jam orang yang ditunggu datang dan tidak menunggu lama barang diturunkan berikut instalasi berlangsung selama 3 jam dan kemudidan selesai.

Setelah pamitan kita mencari makan siang dan menemukan Sate dan Gulai kambing khas Tulungagung, betul - betul mantap dan perlu dicoba oleh sebat semua.

Selesai Isoma perjalanan pulang ke Bandung di mulai, waktu menunjukan Jam 4 sore dan cuaca hujan gerimis, didorong semangat ingin cepat pulang kita memutuskan ambil jalan alternatif dengan menggunakan Google Maps dan ditemukan ada jalur pintas dari Tulungagung ke Ponorogo, tidak melihat kanan - kiri apalagi bertanya ke orang, kita langsung tancap gas dipandu Google Maps dengan harapan bisa menghemat waktu, Tetapi apa terjadi ? harapan sirna, semangat luntur, yang ada hanya rasa galau, cape dan menyesal karena kita tersesat. berikut di bawah penggalan video rekaman awal tersesat setelah handphone tidak ada sinyal dan Google Maps mati.


Perjalanan Tulungagung - Ponorogo

Durasi video sekitar 35 detik sedangkan kita tersesat selama 3 jam, track yang ada dalam video belum seberapa dibanding track di depannya, dengan kondisi cuaca hujan membesar dan waktu beranjak gelap (sore menuju malam). Mau Bertanya sudah terlambat karena tidak ada penduduk atau orang di sepanjang jalan, Panik mulai berbisik tapi Premium selalu tersenyum

Kalimat Malu bertanya sesat dijalan benar kita alami, dan harus dicoret kalimat ini dan diganti dengan Mau Bertanya Nggak Sesat Dijalan #AskBNI Sobat semua jangan sampai menyesal sama seperti kita. tapi ada satu yang bermanfaat yang dapat dijadikan pengalaman yaitu kita jadi tau jalan atau daerah tersebut.

Sabtu, 02 Januari 2016

Pinjaman Dana

Berbagi Cerita tentang pengalaman yang pasti kita semua banyak yang mengalaminya. terutama untuk Karyawan, wirausahawan baik para pengusaha kecil, menengah dan bahkan pengusaha besar atau mungkin semua masyarakat Indonesia.

Pengalaman pribadi yang lumayan riweuh (bahasa sunda) bagi saya tentunya yang menjalaninya, 6 tahun lalu saya adalah karyawan sebuah perusahaan swasta dengan gajinya hanya cukup buat makan dan keluarga, (tapi tetap bersyukur...insyaAllah) dan pada waktu itu belum punya keinginan atau target financial yang lebih (kata orang - Belajar Menjadi Orang Tua). berjalan apa adanya bagaikan air mengalir.

Satu tahun kemudian ada saudara yang minta tolong pinjam dana untuk membuka usaha sendiri. waduhhh jangan kan modal besar tabungan pun hanya cukup buat satu bulan hidup...kasian yaa hehe. keputusan akhir adalah  pinjam sertifikat rumah, ya sudah kita (saya dan istri) kasih dengan alasan karena saudara kita percaya dong... dan bonusnya lagi pengajuan dana ke bank untuk saudara itu atas nama saya sendiri, sertifikat atas nama sendiri, jaminan kerja tempat kerja saya sendiri, pengajuan dana pun cuma 30% dari harga rumah yang dijaminkan, jelas lah di approve,
dua minggu kemudian atau 14 hari kerja cair lah itu Dana, (tentunya ada proses pencairan dan persetujuan jaminan, notaris dan lain-lain). dan lama angsuran 36 bulan atau 3 tahun.

Satu bulan, dua bulan, tiga bulan lancar tapi di bulan ke lima dan keenam collector sering datang ke rumah, mulai panas deh suasana.... dan kemudian setelah di discus kan dengan saudara suasana tentram kembali...berarti angsuran berjalan lagi...ya syukur lah.

Kurang lebih dua tahun kemudian saya berniat ambil rumah baru di perumahan baru karena tertarik dengan design rumah nya, lokasinya dan harganya menengah kebawah sekaligus investasi, itu pun dengan cara kredit, (kata guru saya itu nabung paksa). Suatu hari dengan semangat saya datang ke developernya untuk booking, dan setelah proses booking selesai tunggu proses approval dari Bank setelah itu baru bayar Down Payment, ditunggu sudah tiga minggu tidak ada kabar dan setelah di confirm ternyata saya Black List Bank Indonesia, terkait tunggakan rumah. Kaget, Dongkol, Kesel tiga rasa menjadi satu, tidak pikir panjang pada saat itu juga saya confirm ke saudara yang pinjam sertifikat dan ternyata sudah lama belum terbayar. mau ngomong ngomong apa ? mau berbuat apa lagi... harus nerima keadaan,

Beberapa bulan kemudian saya coba-coba mengajukan kredit mobil, tapi sama hasil nya tidak di setujui olah Bank dengan alasan BlackList juga, sampai coba mengajukan kredit elektronika yang murah pun tidak bisa,

Pelajaran buat teman-teman atau sobat semua berhati-hatilah dengan perkreditan, kalau sudah BlackList BI susah untuk berkembang, terkecuali kalian Tajir bisa beli ini itu dengan Tunai,

Berjalan waktu sampai lima tahun akhirnya nama saya sudah tidak BlackList, dan saya bisa ngutang kesana -sini. Maksudnya Kredit untuk Investasi.