Jumat, 09 Agustus 2013

Doa yang Pasti di Kabul

Saya ingin sekali menceritakan kepada sobat sobat pembaca tentang kisah nyata ini. mohon maaf kalau redaksinya kurang bagus, saya masih belajar menulis artikel, dan kalau ada koreksi masukan silahkan di comment.


Ilmu dari Pengalaman ayahku di bulan Ramadhan, ayahku itikaf di hari ke 21 ramadhan tahun ini. subhanalloh pengalaman ceritanya sangat kena dan mengingatkan kembali akan sebuah amalan dasar.
Malam itu hanya berdua yaitu ayahku dan ketua DKM mesjid sekaligus ustadz, pengusaha, pembeli rumah ayahku.
Setelah melakukan sholat sunat, dzikir, tadarus dan muhasabah. istirahat sejenak dan berbincang dengan Pak ustadz.  perbincangan terasa hangat meskipun hanya berdua yang ujungnya Pak Ustadz menceritakan biografinya, saya yang hanya mendengar dari ayahku sangat tersentuh.

Di Usia sekolah tentunya beliau belum jadi ustadz, ketika itu ibu kandungnya sakit dan berobat kesana kemari belum sembuh juga sampai pada waktunya beliau bertemu seseorang yang bisa mengobati dengan cara alternatif, yang kemudian beliau bertanya " obat apa yang bisa menyembuhkan ibu saya ? " jawab seseorang itu " obatnya kamu juga bisa dan semua orang juga bisa tapi 99% orang orang tidak mampu melaksanakannya".  "apa itu pak ?"  tanya beliau kembali. "Tidak Bohong, coba kamu tidak bohong selama 40 hari kemudian doakan ibu mu sembuh" jawab seseorang itu.
pulanglah beliau dan mencobanya, subhanalloh lebih dari 40 hari ternyata benar ibunya sembuh.

Dan di usia sekolah itu juga beliau punya usaha tambal ban. pada suatu hari usaha tambal bannya sepi dan tidak punya uang sepeserpun, kemudia beliau berdoa "Ya Alloh saya ingin uang" dan tidak lama kemudian datang orang yang mau tambal ban. subhanalloh

Lulus sekolah beliau melanjutkan kuliah di sebuah polyteknik negeri terkenal di Bandung, singkat cerita pada suatu hari ayahnya sakit keras, koma dan dirawat di rumah sakit. semua keluarga sudah berkumpul di rumah sakit karena di prediksi tidak akan lama lagi meninggal,  tidak lama kemudian beliau sampai di rumah sakit dan datang menghampiri  ayahnya dan memegang tangannya, Subhanalloh ayahnya sadar dan berkata " eh nak kamu sudah sampai, nak sepertinya ayah tidak bisa menyaksikan kamu wisuda" suatu kebanggaan/kebahagian semua orang tua kalau dapat melihat kelulusan anaknya. mendengar ayah berkata begitu beliau tersenyum dan kemudian beliau berdoa " Ya Alloh sembuh ayahku agar bisa menyaksikan  aku wisuda dan menjadi wali pernikahanku " tidak lama dari itu ayahnya ada perkembangan membaik dan seminggu kemudian ayahnya sehat dan boleh pulang dari rumahsakit.

Di sela ceritanya beliau berkata " memang berat pak untuk Tidak Bohong itu, apalagi jaman sekarang, tapi insyaAlloh semua orang bisa, dulu saya pada awal awalnya setiap hari, setiap komunikasi dalam hati seperti dzikir, tidak bohong, tidak bohong, tidak bohong..."  "tidak ada expertnya sampai sekarang pun sy masih berusaha keras"

Dengan bekal Jujur  beliau bekerja di sebuah perusahaan IT tidak lama setelah kelulusan. prestasi kerja pun beliau dapatkan, setelah empat tahun bekerja Perusahaan menawarkan sebuah bonus kepada nya, beliau meminta kalau di setujui bonusnya ingin menunaikan haji. dan Perusahaan pun menyetujuinya. subhanalloh.

Kurang lebih Satu tahun kemudian beliau menikah dan beberapa minggu setelah menikah dikabarkan ayah nya meninggal.

Beliau mempunyai rumah sederhana tidak jauh dengan rumah ayahku. kemudian beliau keluar bekerja dari Perusahaan dengan alasan sangat berat untuk tidak bohong kalau masih bekerja di perusahaan tersebut, dan kemudian membuka usaha sendiri dengan bidang yang sama yaitu IT. Sebagai Owner beliau tidak memasarkan jasa dan produknya atau pun mempunyai karyawan sebagai marketing. alasan beliau "saya takut bohong". sampai saat ini beliau hanya menerima order - order dari relasi dari kerabat - kerabatnya.

Dari usaha yang dijalankannya beliau membeli sebuah mobil Terios baru, berjalannya waktu pada ayahku menawarkan salah satu rumah untuk di beli olehnya kerana ayahku lagi butuh dana. "insyaAllah saya mau pak, kalau sudah ada saya beli rumah bapak" ujar beliau kepada ayahku.
kurang dari tiga bulan beliua datang kerumah dan membeli rumah ayahku, rumahnya sederhana seharga Rp.150.000.000,- tiga bulan kemudian rumah di renovasi menjadi rumah yang megah.

Banyak kebaikan akhaq beliau yang saya tahu dan tidak saya tulis di artikel ini. cerita terkhir yang saya dengar beliau ingin mobil baru dan tidak sampai satu tahun beliau membeli mobil baru yang lebih mahal dari Terios. oh iya usia beliau sekarang kurang lebih 45 tahun. subhanalloh.

Saya menilainya semua itu karena akhlaq beliau untuk menjaga diri dari dosa, salah satunya " Tidak Bohong " beliau juga mengajak kepada kita semua untuk memulai Tidak Bohong dari diri kita masing-masing, dari yang terkecil, berawal satu hari untuk tidak bohong, kalau sudah bisa mencoba satu minggu, sudah bisa satu minggu coba 40 hari, setelah 40 hari silahkan anda memohon kepada Allah apa yang kita harapkan, dan bukan setelah 40 hari boleh bohong lagi, maka insyaAllah dikabul. amin.

*** tambahan dari penulis untuk Tidak Bohong tidak semata-mata hanya karena duniawi akan tetapi ikhlas.